Tidak bisa dimungkiri, email marketing merupakan salah satu saluran pemasaran digital paling efektif untuk menjaga hubungan dengan pelanggan dan mendorong konversi. Namun, banyak marketer atau pemilik bisnis merasakan tantangan saat harus menulis konten email yang benar-benar relevan dan mampu memikat audiens. Kini, dengan hadirnya ChatGPT, proses brainstorming dan pembuatan email bisa lebih sederhana, cepat, serta tetap kreatif.
Artikel ini akan membahas bagaimana memanfaatkan ChatGPT—melalui prompt yang tepat—untuk menghasilkan email yang meningkatkan konversi. Mulai dari cara memancing leads lebih cepat, menangani keberatan pelanggan, hingga menonjolkan value proposition di mata audiens. Kita juga akan melihat bagaimana menyesuaikan copywriting email dengan karakter audiens, sehingga hubungan yang terbentuk terasa personal dan berorientasi jangka panjang.
Sebagai pengantar, tahukah kamu bahwa email marketing dengan konten relevan dapat meningkatkan konversi hingga 50%? Hal ini disebabkan karena email lebih bersifat personal ketimbang platform lain. Namun, semuanya bisa sia-sia jika pesan yang disampaikan tidak sesuai konteks, bertele-tele, atau bahkan diabaikan karena subjek kurang menarik. Di sinilah “prompt ChatGPT” bisa menjadi senjata ampuh untuk membantu kamu menulis email yang lebih fokus, kontekstual, dan mampu menghasilkan tindakan (click-through, sign-up, penjualan, dsb.).
Mari kita mulai membahas setiap poin penting yang perlu kamu ketahui. Artikel ini cukup panjang, jadi jangan ragu untuk membaca secara bertahap. Jika kamu seorang marketer pemula, pemilik bisnis online, atau bahkan seorang seasoned digital strategist, tips berikut diharapkan dapat menghemat waktu dan energi sekaligus meningkatkan hasil email marketing-mu.
Cara Memanfaatkan Prompt untuk Email yang Menghasilkan Leads Lebih Cepat
Mengapa Fokus pada Leads?
Leads adalah prospek atau calon pelanggan yang telah menunjukkan minat pada produk/layananmu. Mendapatkan leads lebih cepat berarti memperluas peluang konversi di kemudian hari. Email marketing—khususnya email pertama yang dikirim—sering kali menjadi gerbang utama untuk membangun kesan baik di mata leads. Jika email-mu tidak menonjol, mereka mungkin tidak akan melanjutkan keterlibatan dengan brand-mu.
Masalah yang Umum Terjadi
Sering kali, email yang disusun untuk mengajak leads bergabung (misalnya, mendaftar webinar atau mencoba trial produk) justru berakhir di folder spam atau diabaikan. Kenapa? Alasannya bisa macam-macam:
- Subjek kurang menarik atau tidak jelas manfaatnya.
- Isi email bertele-tele, sehingga audiens malas membaca.
- Ajakan (CTA) tidak menonjol atau membingungkan.
Solusi dengan Prompt ChatGPT
Kamu bisa memanfaatkan ChatGPT untuk merancang email yang sejak subjek sudah membuat penasaran. Contoh prompt:
“Tulis email singkat yang mengundang audiens mendaftar webinar gratis tentang [topik webinar]. Fokuskan pada manfaat utama dan tambahkan CTA yang jelas.”
Dari prompt tersebut, ChatGPT dapat memberimu kerangka email, mulai dari subjek hingga paragraf penutup yang memudahkan leads untuk mengambil tindakan. Kamu mungkin akan mendapatkan beberapa varian gaya penulisan—ada yang lebih formal, ada yang lebih santai. Tinggal kamu pilih mana yang paling sesuai dengan karakter brand.
Tips Actionable untuk Memikat Leads
- Tonjolkan Manfaat Sejak Awal: Misal, “Pelajari strategi meningkatkan penjualan hingga 30% di webinar gratis ini!”
- Gunakan Pemicu Urgensi: Batas pendaftaran, kuota peserta, atau durasi promo bisa membuat leads bergerak lebih cepat.
- Jangan Lupakan “Preview Text”: Banyak orang melihat sekilas preview text di inbox. Gunakan 10–15 kata yang menonjolkan janji webinar atau freebies.
- Ajak Interaksi: Pertimbangkan menambahkan kalimat tanya, contohnya: “Siap menambah skill digital marketing-mu secara dramatis?”
Dengan sekali “tembak” prompt di ChatGPT, kamu sudah menghemat banyak waktu brainstorming subjek email, paragraf pembuka, maupun CTA yang persuasif. Bahkan, kamu bisa meminta ChatGPT menuliskan 3–5 versi email, lalu melakukan A/B testing untuk melihat mana yang paling efektif.
Menggunakan Prompt untuk Menyusun Email Newsletter yang Menarik dan Relevan
Newsletter Sebagai Wadah Informasi
Newsletter sering menjadi sarana rutin bagi bisnis untuk menyapa pelanggan setia. Isinya bisa bermacam-macam: update produk baru, tips dan trik bermanfaat, berita industri, hingga cerita sukses klien. Tujuan besarnya tetap sama: menjaga relasi dan mendekatkan brand dengan audiens.
Problem: Newsletter Terlalu Generik
Banyak newsletter gagal karena isinya terlalu umum, tidak spesifik, dan tidak “bicara” pada audiens tertentu. Akibatnya, orang cenderung melewatkan email—atau parahnya, unsubscribe—karena merasa tidak mendapatkan apa-apa. Menghasilkan newsletter yang padat, to the point, dan relevan menjadi tantangan tersendiri.
Gunakan Prompt untuk Struktur Newsletter
Cobalah prompt seperti:
“Buat email newsletter dengan tema [topik] yang mencakup 3 poin utama, 1 CTA, dan nada yang santai. Jangan lebih dari 200 kata.”
ChatGPT akan memberimu rancangan newsletter singkat dengan struktur: paragraf pembuka, tiga poin penting, dan satu CTA di penutup. Kamu tinggal menambahkan sentuhan personal, misalnya data internal perusahaan atau link khusus ke blog post-mu.
Contoh: “3 Tips Sukses Menggunakan AI untuk Bisnismu + Penawaran Spesial Minggu Ini!”
- Poin 1: Jelaskan AI tool yang bisa membantu analisis data.
- Poin 2: Ceritakan kisah nyata klien yang berhasil meningkatkan efisiensi 40%.
- Poin 3: Singkat tapi persuasif, misalnya “Ingin coba? Yuk intip demo kami!”
- CTA: Link ke halaman demo atau e-book gratis.
Actionable Tips
- Segmentasi Audiens: ChatGPT juga bisa membantumu merumuskan ide segmentasi. Contohnya, “Tulis email newsletter untuk pengusaha retail” dan “Tulis email newsletter untuk startup SaaS.”
- Personalisasi: Panggil nama penerima. Bila perlu, sesuaikan paragraf pembuka sesuai kebiasaan belanja mereka.
- Visual: Walau ChatGPT tidak membuat desain, kamu bisa minta “ide visual,” seperti menambahkan ikon, warna, atau bullet points.
Newsletter yang relevan akan menumbuhkan loyalitas pelanggan. Bila isinya berguna, mereka akan menunggu email berikutnya untuk mendapatkan insight baru.
Bagaimana Cara Membuat Prompt untuk Email yang Mengatasi Keberatan Pelanggan
Mengapa Menangani Keberatan itu Penting
Sering kali, pelanggan tidak bertindak (membeli, upgrade, subscribe) karena memiliki keraguan: soal harga, fiturnya, atau mungkin pengalaman sebelumnya. Jika keberatan ini tidak terjawab, potensi konversi pun hilang. Email marketing bisa menjadi cara efektif untuk memberi penjelasan lengkap dan personal.
Problem: Penanganan Keberatan Kurang Terstruktur
Banyak marketer menulis email penawaran tanpa menyinggung pertanyaan atau keberatan umum pelanggan. Akibatnya, mereka tidak pernah tahu kenapa closing rate rendah. Padahal, satu paragraf tambahan yang meruntuhkan keraguan pelanggan bisa meningkatkan penjualan.
Solusi Prompt ChatGPT
Kamu bisa mengetik prompt:
“Tulis email yang menjelaskan kenapa harga produk X lebih tinggi dari produk pesaing, namun memberikan ROI lebih besar, disertai contoh studi kasus.”
Dari sini, ChatGPT akan menghasilkan narasi yang menekankan keunggulan produk, entah keunggulan fiturnya, dukungan after-sales, atau testimoni sukses. Tentu, kamu harus menambahkan data real (angka ROI, link studi kasus, dsb.) agar email lebih meyakinkan.
Contoh Email Penanganan Keberatan tentang Harga
- Subjek: “Kenapa [Nama Produk] Pantas Mendapatkan Investasimu”
- Isi Singkat:
- Paragraf 1: “Kami memahami kekhawatiranmu soal budget, tetapi mari lihat bagaimana satu klien kami berhasil meningkatkan pendapatan 25% dalam 3 bulan.”
- Paragraf 2: Soroti fitur unik atau support yang brand lain tidak sediakan.
- Paragraf 3: Ajak pelanggan menanyakan apa pun yang masih mengganjal.
Tips Actionable
- Gunakan Bukti Sosial: Testimoni video atau paragraf quotes dari klien.
- Tawarkan Garansi atau Trial: Mengurangi risiko di mata pelanggan.
- Buat Penekanan ‘Jangka Panjang’: Meski harga lebih tinggi, kalau manfaatnya jauh lebih besar dan lebih lama, pelanggan bisa luluh.
Mengatasi keberatan pelanggan lewat email bukan cuma urusan menulis satu-dua paragraf, tetapi juga menyesuaikan tone-of-voice agar tidak terkesan defensif. Dengan ChatGPT, kamu bisa bereksperimen menulis beberapa gaya email, lalu memilih yang paling tepat.
Langkah-Langkah Membuat Campaign Email Berbasis SEO yang Efektif
Pentingnya SEO dalam Email Marketing
Kata “SEO” biasanya terkait optimasi mesin pencari di website, bukan di email. Namun, sebenarnya email pun bisa berperan “mendorong traffic” ke landing page SEO-friendly. Dengan menanam kata kunci yang relevan di subjek dan isi email, kamu mendorong pembaca untuk mengklik link menuju halaman yang sudah dioptimalkan. Hal ini bisa mengangkat peringkat situs, atau minimal meningkatkan dwell time.
Problem: Kurang Memanfaatkan Kata Kunci
Banyak marketer hanya memasukkan kata kunci di landing page atau artikel blog, tetapi lupa menyesuaikannya di email. Padahal, subjek email yang “sinkron” dengan kata kunci yang sedang dipromosikan akan membantu penerima memahami inti pesan.
Solusi: Prompt ChatGPT untuk Email Berbasis SEO
“Tulis email untuk produk [X] dengan memasukkan kata kunci [Y], fokus pada satu CTA ke landing page [Z].”
Dari prompt tersebut, ChatGPT akan menyusun email yang menonjolkan kata kunci Y secara natural di paragraf pembuka, uraian manfaat, hingga CTA yang membawa pembaca ke landing page Z.
Tips SEO untuk Email
- Gunakan Kata Kunci di Subjek: Tapi jangan sampai terlihat “spammy.”
- Tautan Internal: Arahkan pembaca ke posting blog terkait, lalu di blog itu perkuat lagi kata kunci.
- Jaga Kepadatan Kata Kunci: Hindari overstuffing. Email pun bisa kena filter spam jika terlalu banyak kata kunci.
- Pastikan Relevansi: Kata kunci harus benar-benar mencerminkan isi email, bukan cuma “dipaksakan.”
Dengan campaign email berbasis SEO, kamu dapat mendorong lalu lintas organik yang lebih baik. Tentu, kombinasikan pula dengan meta tags di landing page, link building, dsb.
Prompt ChatGPT untuk Membuat Email Follow-Up yang Tidak Terlihat Generik
Follow-Up Email: Kenapa Vital?
Sering kali, penjualan tidak langsung terjadi pada email pertama. Audiens butuh beberapa kali “sentuhan.” Follow-up email-lah yang memperkuat peluang konversi. Sayangnya, banyak follow-up email terlihat kaku, seperti copy-paste template yang menanyakan “apakah Anda tertarik?” tanpa personalisasi.
Problem: Follow-Up yang Membosankan
- Terlalu panjang, sehingga penerima malas membacanya.
- Tidak merujuk interaksi sebelumnya, sehingga terasa “masa bodoh.”
- Tanpa CTA yang jelas.
Gunakan Prompt ChatGPT untuk Membuat Follow-Up Unik
Misalnya:
“Buat email follow-up personal untuk mengingatkan pelanggan tentang diskon 20% yang akan berakhir besok. Sertakan ajakan untuk bertanya jika mereka butuh info lebih lanjut.”
Hasilnya, ChatGPT mungkin menulis:
- Paragraf pembuka yang menyapa nama pelanggan.
- Penjelasan singkat tentang diskon yang akan segera berakhir.
- Ajakan menanyakan apa pun yang masih ragu.
Kamu tinggal menambahkan detail spesifik, seperti tautan produk, jam berakhirnya diskon, dsb.
Contoh Follow-Up yang Tidak Generik
- Subjek: “Halo [Nama], diskonnya tinggal 1 hari lagi!”
- Isi Email:
- Paragraf 1: “Kami ingat kamu sempat tertarik dengan [produk]. Apakah ada yang masih mengganjal?”
- Paragraf 2: “Diskon 20% ini akan berakhir besok pukul 23.59. Yuk segera amankan sebelum terlambat!”
- Paragraf 3: “Butuh bantuan tambahan? Reply email ini atau klik link CS kami.”
Tips Actionable
- Sisipkan Link Chat: Memudahkan pelanggan bertanya secara real-time.
- Tawarkan Solusi Lain: Jika diskon masih dirasa kurang, sebutkan free trial atau garansi uang kembali.
- Kesopanan: Jaga nada supaya tak terkesan memaksa—hanya mengingatkan.
Follow-up yang terkesan “personal” dan “berkebutuhan” akan jauh lebih efektif ketimbang email generik berbunyi “Cek lagi penawarannya ya.” ChatGPT membantumu menyiapkan beberapa versi, sehingga kamu bisa menyesuaikan gaya yang paling klop dengan brand.
Menggunakan ChatGPT untuk Meningkatkan Interaksi Email dengan Prompt yang Tepat
Interaksi, Bukan Hanya Baca
Email marketing yang sukses bukan cuma soal open rate tinggi atau link click. Terkadang, kamu ingin penerima merespons email, entah itu memberi feedback, mengisi survei, atau sekadar menyapa. Interaksi semacam ini membangun hubungan lebih personal.
Problem: Email Kurang Mendorong Balasan
Banyak email yang isinya monolog. Pembaca tidak merasa perlu membalas. Jika kita inginkan engagement dua arah, konten email harus memancing obrolan atau aksi.
Contoh Prompt ChatGPT
“Tulis email yang mengundang pembaca untuk memberikan feedback tentang layanan kami. Sertakan ajakan agar mereka membalas email atau mengisi survei singkat.”
ChatGPT akan menyusun email dengan paragraf pembuka yang ramah, mengucapkan terima kasih, lalu menanyakan pengalaman pelanggan. Mungkin menambahkan link survei atau melampirkan form feedback.
Tips Actionable
- Ajukan Pertanyaan: Misalnya, “Apa satu hal yang paling kamu sukai dari produk kami?”
- Berikan Insentif: “Isi survei 2 menit ini dan dapatkan voucher diskon.”
- Buat Sesi Tanya-Jawab: Tawarkan “Q&A Session via Email,” di mana pelanggan bisa kirim pertanyaan lanjutan.
Hasilnya, kamu akan lebih memahami apa yang pelanggan inginkan dan menumbuhkan loyalitas jangka panjang.
Prompt ChatGPT untuk Membuat Email Edukasi yang Informatif dan Relevan
Peran Email Edukasi dalam Customer Journey
Pada tahap tertentu, prospek atau pelanggan memerlukan edukasi lanjutan tentang produk atau layananmu. Entah mereka baru pertama kali mendengar brand-mu, atau mungkin sudah jadi pelanggan yang ingin mengetahui fitur-fitur terbaru. Email edukasi dapat menjembatani pengetahuan mereka sehingga lebih percaya diri menggunakan produk/layananmu. Dengan kata lain, email edukasi tidak selalu memaksa orang membeli; tetapi menanam keyakinan agar di kemudian hari mereka rela mengeluarkan uang.
Problem: Email Edukasi Sering Terlalu Teknis
Salah satu problem yang umum terjadi adalah email edukasi yang terlalu teknis, penuh jargon, atau panjang lebar. Audiens pada akhirnya tidak benar-benar “nempel” dengan kontennya. Bahkan, bisa jadi mereka merasa “terintimidasi” oleh bahasa yang sulit. Padahal, niat awal kita adalah membimbing mereka.
Menggunakan Prompt ChatGPT untuk Menyederhanakan Konten
Cobalah prompt seperti:
“Buat email edukasi sederhana tentang cara menggunakan [produk/layanan] untuk [manfaat], tanpa menggunakan istilah teknis berlebihan, dan buat paragraf singkat (maks 150 kata).”
Dengan prompt ini, ChatGPT akan membantumu meramu penjelasan ringkas—mungkin 2–3 paragraf—yang menitikberatkan pada manfaat dan step-by-step instruksi. Hasil email akan lebih mudah dicerna oleh audiens umum.
Contoh Email Edukasi yang Informatif
- Subjek: “Cara Mudah Menggunakan [Produk] untuk Menghemat 10 Jam Seminggu”
- Isi Email (Singkat):
- Paragraf pembuka: Menjelaskan kenapa produk ini relevan untuk menghemat waktu.
- Bagian utama: Langkah-langkah singkat, misalnya “Langkah 1: Unduh aplikasi,” “Langkah 2: Pilih menu X,” “Langkah 3: Sesuaikan setting…”
- CTA: “Lihat panduan lengkap di sini!” (sertakan link video tutorial, jika ada).
Tips Actionable untuk Email Edukasi
- Gunakan Visual Pendukung: Walau di email kita terbatas, boleh sisipkan screenshot atau link ke PDF/gambar.
- Pakai Gaya Bahasa “Kamu”: Audiens akan merasa lebih akrab, seolah-olah kamu sedang mengobrol langsung.
- Ajak Interaksi: Minta pembaca membalas email jika ada kebingungan.
Dengan memanfaatkan ChatGPT, upaya menulis email edukasi tidak lagi melelahkan. Kamu bisa berfokus memastikan isi tutorial akurat, sementara AI mengurus struktur penulisan agar lebih engaging.
Bagaimana Memastikan Copywriting Email Anda Sesuai dengan Audiens Target
Pentingnya Mengetahui Siapa Audiensmu
Mungkin kamu menyasar segmen “Daddypreneurs” yang sibuk, atau “digital marketer pemula” yang butuh panduan dasar. Apa pun segmentasinya, gaya bahasa dan penjelasan yang tepat akan membuat emailmu terasa personal dan “nyambung” dengan kehidupan mereka. Jika salah sasaran—misalnya terlalu formal untuk segmen remaja—maka email akan di-skip.
Problem: Gaya Penulisan yang Kurang Relevan
- Terlalu formal untuk audiens muda yang lebih suka percakapan kasual.
- Terlalu santai untuk audiens profesional yang mengharapkan kesan eksklusif.
- Menggunakan bahasa asing atau istilah teknis yang audiens awam mungkin tidak pahami.
Membuat Prompt ChatGPT Sesuai Profil Audiens
Berikan detail tentang audiens dalam prompt. Misal:
“Tulis email promosi untuk audiens [pengusaha online pemula], dengan nada informal dan semangat motivasi, menjelaskan manfaat alat digital marketing kami.”
Atau:
“Buat email untuk audiens [C-level eksekutif], gunakan nada formal tapi tetap persuasif, menonjolkan ROI dan efisiensi.”
Dengan demikian, ChatGPT akan menyusun paragraf-paragraf yang menyesuaikan pilihan kata, panjang kalimat, dan gaya retorika. Kamu bisa bandingkan beberapa versi—lalu pilih yang menurutmu paling mewakili brand voice.
Tips Memperkuat Kesesuaian Email dengan Audiens
- Sisihkan Waktu untuk Riset: Minimal ketahui demografi (umur, pekerjaan, kebiasaan) dan psychographic (kebutuhan, motivasi, masalah).
- Gunakan Kata Ganti Orang Kedua: Di Indonesia, biasanya “kamu” lebih personal ketimbang “Anda.” Kecuali audiens benar-benar formal.
- Tonjolkan Benefit Relevan: Apabila audiens adalah ibu rumah tangga, tekankan “hemat waktu” atau “praktis.” Sedangkan untuk eksekutif, fokus pada “ROI,” “profit,” atau “efisiensi tim.”
Menggunakan ChatGPT tanpa konteks audiens akan menghasilkan email generik, jadi kunci utamanya di prompt. Semakin detail kamu jelaskan “Siapa audiensmu?” dan “Nada seperti apa yang diinginkan?” maka hasilnya akan semakin mendekati harapan.
Prompt ChatGPT untuk Menonjolkan Value Proposition dalam Email
Definisi Singkat Value Proposition
Value proposition adalah pernyataan mengapa produk/layananmu lebih unggul dari pesaing, atau apa keunikan yang menjadikan brand-mu layak dipilih. Dalam email, value proposition sering terabaikan karena penulis sibuk mempromosikan fitur atau diskon, lupa menjelaskan “keuntungan nyata” buat pelanggan.
Problem: Pelanggan Tidak Melihat Alasan Spesial
Ketika seseorang membaca email, pertanyaan mendasar di benaknya: “Kenapa aku harus peduli? Apa untungnya buatku?” Jika email gagal menjawab pertanyaan itu, penawaranmu jadi kurang meyakinkan.
Contoh Prompt untuk Menonjolkan Value Proposition
“Buat email yang menyoroti 3 manfaat utama [produk/layanan], dengan contoh spesifik, ditulis dengan nada optimis dan ramah.”
Dari prompt ini, ChatGPT bisa menulis paragraf pembuka yang menyampaikan “Keunikan apa sih yang ditawarkan brand?” Lalu menambahkan contoh-contoh penggunaan di dunia nyata. Terakhir, penutup email mungkin memuat CTA ajakan mencoba free trial atau menonton demo.
Tips Menyoroti Value Proposition
- Gunakan Bullet Points: Misalnya, “Manfaat Utama: (1) Hemat Waktu, (2) Hemat Biaya, (3) Bebas Ribet.”
- Tambahkan Data Pendukung: Jika ada riset atau perbandingan, sebutkan sekilas, “90% pengguna kami menghemat biaya operasional hingga 20%.”
- Jangan Bertele-tele: Sampaikan poin kuat dalam 2–3 kalimat, agar tidak membosankan.
Bila emailmu menonjolkan value proposition secara jelas, audiens pun merasa “Oh, ini alasan kuat kenapa aku harus mencobanya.” Tidak perlu panjang, asalkan persuasif dan menyinggung pain point mereka.
Kesimpulan
Kita telah mengulas bagaimana memanfaatkan ChatGPT lewat beragam prompt untuk menghasilkan email marketing yang efektif dan meningkatkan konversi. Berikut rangkuman poin-poin penting:
- Cara Memanfaatkan Prompt untuk Email yang Menghasilkan Leads: Menggunakan urgensi dan manfaat jelas di subjek serta isi email.
- Menyusun Newsletter yang Menarik: Membuat ringkas, relevan, dan memancing keterlibatan.
- Mengatasi Keberatan Pelanggan: Menyertakan testimoni dan studi kasus agar pelanggan yakin.
- Campaign Email Berbasis SEO: Menggunakan kata kunci yang disisipkan secara alami agar relevan dengan landing page.
- Email Follow-Up yang Tidak Generik: Personalisasi data pelanggan dan gunakan panggilan nama, sertakan “deadline” atau “penawaran terbatas.”
- Email Edukasi: Menyederhanakan topik teknis, memasukkan data dan langkah-langkah jelas yang dapat diikuti audiens.
- Menyesuaikan Gaya Bahasa dengan Audiens: Menentukan tone formal/informal, panjang kalimat, serta menekankan kata “kamu” jika ingin lebih personal.
- Menonjolkan Value Proposition: Menyatakan mengapa produk/layananmu layak dipilih, disertai bukti atau contoh nyata.
Kini, saatnya kamu menerapkan semua tips dan teknik yang telah dibahas. Mulailah dengan langkah-langkah sederhana:
- Eksperimen Prompt ChatGPT: Ketik beberapa variasi prompt untuk email marketing, lalu lihat hasilnya.
- Personalisasi: Selalu tambahkan data internal, nama penerima, atau cerita pelanggan jika relevan.
- Uji Coba: Lakukan A/B testing untuk subjek email, penempatan CTA, atau panjang email.
- Evaluasi Hasil: Perhatikan open rate, click-through rate, serta conversion rate. Pelajari email mana yang paling berhasil, dan kenali alasannya.
Semoga dengan memanfaatkan ChatGPT dan mempraktekkan setiap subjudul yang kita bahas, kamu dapat meningkatkan konversi email marketing ke level yang lebih tinggi. Email bukan sekadar saluran promosi semata, melainkan jembatan antara brand dan pelanggan, tempat kamu membangun kepercayaan, menunjukkan kepedulian, serta menawarkan solusi nyata atas permasalahan mereka.
Selamat mencoba, dan semoga email-emailmu sukses membawa lebih banyak leads, penjualan, serta relasi jangka panjang. Jangan lupa untuk terus bereksperimen dan menyesuaikan copywriting dengan kebutuhan spesifik audiensmu. Selamat berkreasi!