Menggunakan Constraint Setting untuk Mengarahkan Format Jawaban ChatGPT

by Hendra Kuang  - December 31, 2024

Bayangkan kamu sedang mengerjakan sebuah proyek penting, entah itu penyusunan laporan mingguan atau pembuatan materi presentasi perusahaan. Kamu membutuhkan bantuan ChatGPT untuk mengumpulkan ide, membuat ringkasan data, atau menuliskan konsep kreatif. Namun, ketika hasil yang muncul justru tidak beraturan—misalnya, ChatGPT memberikan paragraf panjang dan tidak terstruktur, padahal kamu butuh tabel, daftar poin, atau bahkan format infografis yang siap pakai—proyekmu jadi terhambat. Di sinilah constraint setting memainkan peran penting. Dengan menerapkan batasan tertentu pada ChatGPT, kamu bisa mengarahkan format jawaban agar sesuai kebutuhan profesional, meningkatkan produktivitas, dan menjaga kualitas output.

Ada sebuah cerita menarik dari seorang manajer pemasaran yang mengalami frustrasi karena jawaban ChatGPT terlalu umum setiap kali dimintai laporan penjualan. Ia tidak punya banyak waktu untuk memilah data yang relevan dari sekian paragraf melebar. Setelah mempelajari teknik constraint setting, ia mulai memberi instruksi jelas seperti “Tolong buat tabel dengan dua kolom: Bulan dan Total Penjualan, untuk 6 bulan terakhir” atau “Buat ringkasan penjualan dalam format poin-poin, setiap poin maksimal 15 kata.” Hasilnya? Tim pemasaran bisa langsung memakai jawaban ChatGPT untuk rapat internal, tanpa harus merombak format besar-besaran.

Apa yang dilakukan manajer pemasaran ini adalah contoh nyata bagaimana constraint setting mengubah cara kita berkolaborasi dengan AI. Jika sebelumnya jawaban AI sering membingungkan, kini setiap output dapat diarahkan menjadi tabel, daftar poin, cerita naratif, infografis singkat, checklist, maupun rangkaian poin yang siap masuk ke presentasi. Artikel ini membahas secara lengkap konsep dan penerapan constraint setting untuk berbagai kebutuhan format jawaban ChatGPT, mulai dari penyusunan data di tabel hingga pembuatan rangkuman story yang menarik.


Langkah Awal Menggunakan Constraint Setting untuk Format Tabel

Format tabel sering kali menjadi pilihan ketika kamu butuh tampilan data yang cepat dan rapi. Tanpa instruksi detail, ChatGPT cenderung memberikan jawaban paragraf atau poin-poin panjang. Padahal, tabel lebih mudah dipindai, memudahkan perbandingan item, dan membantu membuat keputusan lebih tepat.

  1. Menetapkan Kolom dan Baris
    Kamu bisa memulai dengan menuliskan secara jelas kolom apa saja yang kamu inginkan, lalu menentukan jumlah baris data yang diperlukan. Misalnya, “Buat tabel dengan 2 kolom: Kelebihan dan Kekurangan AI dalam marketing, total 4 baris.” Dengan begitu, ChatGPT memahami seberapa banyak informasi yang harus disusun.
  2. Memberi Instruksi Format
    Kadang, AI perlu penjelasan bagaimana tabel itu ditampilkan secara tekstual. Ada yang menyukai format Markdown, ada pula yang lebih suka tanda pemisah “|”. Sebutkan, misalnya, “Gunakan Markdown table” atau “Gunakan garis ‘|’ sebagai pemisah kolom.” Hal ini memastikan hasil tidak melebar jadi paragraf biasa.
  3. Menambahkan Batasan Panjang Penjelasan
    Jika kamu tidak mau isi tabel bertele-tele, tentukan batasan panjang tulisan dalam setiap sel. Misalnya, “Setiap sel maksimal 20 kata.” Ini menghindarkan sel tabelmu dari paragraf yang terlalu padat.

Contoh Prompt: “Buat tabel yang membandingkan kelebihan dan kekurangan AI dalam marketing.”

Berikut adalah 6 contoh prompt unik terkait tabel (tanpa menampilkan hasilnya):

  1. Prompt 1
    • “Buat tabel 2 kolom (Nama Platform, Estimasi Biaya Iklan) untuk 4 platform iklan populer di Indonesia, pisahkan kolom dengan ‘|.’”
  2. Prompt 2
    • “Susun tabel 3 kolom (Faktor, Kelebihan, Kekurangan) untuk menjelaskan penggunaan AI dalam analisis data.”
  3. Prompt 3
    • “Buat tabel 2 baris dan 2 kolom untuk menampilkan tren penjualan mingguan dan bulanan, maksimal 15 kata per sel.”
  4. Prompt 4
    • “Rancang tabel perbandingan (Kolom: Tools, Fungsi, Kisaran Harga) dengan total 3 baris, semua baris isilah dengan data fiktif.”
  5. Prompt 5
    • “Buat tabel ‘Pro-Kontra ChatGPT’ berisi 2 kolom dan 3 baris. Kolom pertama Pro, kolom kedua Kontra.”
  6. Prompt 6
    • “Tolong tulis tabel 4 kolom (Bulan, Target Penjualan, Realisasi, Persentase) untuk 3 bulan terakhir, jangan lebih dari 10 kata per sel.”

Cara Meminta ChatGPT Memberikan Jawaban dalam Format Poin

Poin-poin sering digunakan untuk meringkas sebuah topik secara ringkas dan memudahkan pembaca menangkap inti. Tanpa constraint yang jelas, ChatGPT bisa memberikan jawabannya dalam paragraf panjang. Supaya hasilnya sesuai, kamu perlu menyusun prompt dengan cermat.

  1. Spesifik tentang Jumlah Poin
    Mengatakan “Buat daftar poin” kadang membuat AI menulis 4 atau 7 poin. Jika kamu butuh 5 poin, sebutkan dengan tegas.
  2. Batasi Panjang Tiap Poin
    Jika tak mau satu poin melebar, tetapkan “masing-masing poin maksimal 2 kalimat” atau “setiap poin tidak lebih dari 15 kata.”
  3. Sertakan Kata Kunci
    Kamu bisa menambahkan kata kunci SEO di tiap poin jika konten ini akan dipublikasikan di blog. Misalnya, “Setiap poin wajib menampilkan kata kunci ‘strategi pemasaran digital.’”

Studi Kasus: Menggunakan Daftar Poin untuk Strategi Pemasaran

Misalnya, kamu memerlukan 5 langkah ringkas tentang “Cara Meningkatkan Engagement Media Sosial.” Dengan constraint setting, ChatGPT tidak akan melebarkan jawaban ke penjelasan detail di luar 5 poin. Kamu pun tinggal menyalin teks itu untuk laporan atau postingan blog yang menuntut format ringkas.

Berikut 6 contoh prompt unik untuk format poin:

  1. Prompt 1
    • “Tulis 5 poin tentang keuntungan pemasaran influencer, setiap poin maksimal 2 kalimat.”
  2. Prompt 2
    • “Buat daftar 4 strategi menghemat biaya iklan online, tanpa melebihi 15 kata per poin.”
  3. Prompt 3
    • “Jelaskan 6 kendala umum dalam manajemen waktu, tulis tiap poin di bawah 20 kata.”
  4. Prompt 4
    • “Buat listicle 7 cara memaksimalkan SEO lokal, cukup 1 kalimat per poin.”
  5. Prompt 5
    • “Susun 3 tips meningkatkan ROI iklan, tiap tips maksimal 2 kalimat dan gunakan kata kunci ‘ROI iklan’.”
  6. Prompt 6
    • “Tolong buat 5 poin perbandingan antara strategi content marketing dan paid ads, tanpa menampilkan hasil prompt.”

Mengatur Output dalam Format Cerita Menggunakan Constraint Setting

Kadang, kamu butuh jawaban AI yang berbentuk cerita atau narasi, bukan sekadar data dan poin. Tujuannya bisa untuk membuat studi kasus, fiksi pendek, atau ilustrasi kreatif bagi presentasi. Dengan constraint setting, kamu memastikan cerita tidak memanjang berlebihan atau keluar jalur.

  1. Tetapkan Panjang Cerita
    Permintaan seperti “Tulis cerita 3 paragraf” atau “Batasi cerita maksimal 200 kata” akan membantu menjaga kejelasan alur.
  2. Tentukan Gaya Cerita
    Mau serius, humoris, atau gabungan keduanya? Sertakan dalam prompt agar AI memakai tone yang sesuai.
  3. Beri Latar Belakang atau Peran Tokoh
    Kamu bisa memulai dengan “Ceritakan kisah seorang pemilik startup yang merintis bisnis digital dari nol,” lalu tambahkan constraint seperti “Maksimal 2 paragraf, per paragraf 60–80 kata.”

Contoh: “Ceritakan tentang perjalanan sebuah startup dari awal hingga sukses.”

Untuk hasil terbaik, jelaskan konteks, jumlah paragraf, dan gaya bahasa. Tanpa constraint, AI bisa menulis cerita sangat panjang atau justru terlalu pendek. Kamu tinggal menyesuaikan batasan agar hasil pas dengan kebutuhan—misal, cerita ringkas untuk media sosial, atau narasi lebih panjang untuk e-book.


Teknik Membuat Output dalam Format Infografis dengan Prompt Constraint

Infografis menuntut data yang padat dan mudah diubah menjadi visual. Kamu tak mau paragraf panjang lebar, melainkan poin-poin padat, angka, dan fakta singkat. Dengan constraint setting, kamu bisa mendorong ChatGPT untuk memberikan konten siap ubah ke bentuk visual menarik.

  1. Jelaskan Format Angka vs. Penjelasan
    Misalnya, “Buat 5 data tren belanja online di Indonesia, tiap data satu angka dan satu kalimat deskripsi.”
  2. Batasi Kata dalam Deskripsi
    “Maksimal 10 kata per penjelasan agar mudah dimasukkan ke infografis.”
  3. Minta Pengelompokan
    “Buat 2 bagian utama: Data Demografis dan Data Preferensi Produk, pisahkan data itu menjadi poin-poin terpisah.”

Contoh: “Buat ringkasan data untuk infografis tentang kebiasaan belanja konsumen online.”

Melalui prompt ini, kamu menentukan misalnya “Tulis 4 poin data setiap sub-bagian,” sehingga data mudah di-split di infografis.


Panduan Membuat Respon ChatGPT Sesuai Kebutuhan Proyek

Tiap proyek bisa berbeda format: ada yang perlu data ringkas, ada yang perlu detail panjang, atau justru cerita inspiratif. Kuncinya terletak pada menyesuaikan constraint agar output ChatGPT benar-benar pas.

  1. Pahami Kebutuhan Proyek
    Apakah proyekmu menuntut laporan formal? Gaya bahasa kasual? Rangkaian paragraf? Dapatkan jawabanmu dengan menyisipkan kata kunci yang menjelaskan keinginan tersebut.
  2. Contoh Prompt Spesifik
    “Buat analisis SWOT dalam format terstruktur untuk perusahaan XYZ, masing-masing poin SWOT maksimal 2 kalimat.” Hasilnya jelas: ChatGPT tak akan menulis berlebih.
  3. Lakukan Validasi
    Jika hasil dirasa kurang pas, perbaiki prompt. Tambahkan detail “Sertakan minimal 1 data kuantitatif tiap poin.” Pengulangan seperti ini membuat output lebih presisi.

Bagaimana Menggunakan Constraint untuk Output Checklist?

Checklist memudahkan eksekusi, karena setiap poin bisa dicek satu per satu. Namun, AI sering memberikan penjelasan panjang. Constraint setting memastikan format tetap berupa poin singkat yang mewakili tugas atau item yang perlu dicek.

  1. Tentukan Jumlah Poin Checklist
    Misalnya, “Buat 8 poin checklist untuk mempersiapkan kampanye pemasaran.”
  2. Batasi Panjang Tiap Poin
    Kamu bisa menulis “Setiap poin maksimal 10 kata, agar mudah dicetak di satu halaman.”
  3. Terapkan Konteks Proyek
    Jelaskan bahwa checklist ini untuk peluncuran produk, mengurus administrasi, atau menyiapkan konten media sosial.

Studi Kasus: Membuat Checklist untuk Persiapan Kampanye Pemasaran

Kamu menulis prompt: “Buat daftar 10 poin checklist sebelum meluncurkan kampanye digital, masing-masing 1 kalimat tak lebih dari 12 kata.” Hasilnya bisa langsung dipakai timmu di lapangan, tanpa perlu editing banyak.


Langkah Praktis Mengontrol Format Jawaban ChatGPT

Meskipun AI cerdas, kamu tetap perlu memastikan instruksi jelas agar tak muncul output yang keluar jalur. Ada beberapa pendekatan sederhana:

  1. Pisahkan Prompt Menjadi Langkah-Langkah
    Kamu bisa menulis, “Langkah 1: Beri data X, Langkah 2: Susun data dalam format tabel, Langkah 3: Buat ringkasan 2 kalimat.” Dengan demikian, ChatGPT tahu alur yang diinginkan.
  2. Gunakan Kata Pemicu
    “Buat bullet points,” “Tulis dalam paragraf,” “Gunakan format cerita,” adalah beberapa kata kunci yang memicu AI untuk format tertentu.
  3. Tekankan Ulang
    Tulis “Ingat, jangan melebihi 50 kata di setiap paragraf,” atau “Setiap poin hanya satu kalimat.” Repetisi bisa menolong AI untuk tetap patuh.

Memastikan Format Output Konsisten dengan Teknik Constraint

Bagaimana kalau kamu perlu membuat banyak dokumen dengan format serupa, misalnya laporan mingguan dari berbagai departemen? Constraint setting bisa dijadikan template yang dibagikan ke semua orang. Mereka pun memasukkan prompt sama ketika meminta ChatGPT.

  1. Membuat Prompt Template
    Kamu bisa menyiapkan dokumen kecil yang berisi “Isi prompt ini sebelum menanyakan laporan.” Tulis detail format, panjang, gaya bahasa, dsb.
  2. Replikasi Prompt di Tiap Tim
    Jika tim keuangan, tim penjualan, dan tim marketing sama-sama memakai template prompt, hasil akhir mereka akan mudah digabung.
  3. Menangani Skala Besar
    Proyek lintas departemen jadi lancar karena setiap laporan mematuhi aturan sama, seperti “Paragraf 1: Data singkat, Paragraf 2: Interpretasi, Paragraf 3: Rekomendasi,” dan seterusnya.

Dengan teknik ini, format dokumen tetap konsisten, apalagi jika kamu harus mengumpulkan banyak jawaban ChatGPT menjadi satu laporan raksasa. Waktu editing menurun drastis, dan siapapun yang membacanya merasakan kesan profesional.


Tips Meminta Jawaban Berformat Urutan untuk Presentasi

Membuat presentasi sering kali menuntut poin-poin berurutan yang bisa dengan cepat diubah ke slide. Kamu tidak ingin paragraf naratif yang berputar ke berbagai topik. Constraint setting menolongmu memadatkan materi ke format bullet atau langkah-langkah runut.

  1. Fokus pada Slide Stacking
    Kamu bisa menambahkan detail, misalnya “Setiap slide 1 poin utama, masing-masing 2 sub-poin, tak lebih dari 15 kata per sub-poin.”
  2. Urutan Logis
    Minta AI untuk memulai dari definisi, lalu langkah implementasi, diakhiri kesimpulan. Ini akan memudahkanmu copy-paste langsung ke slides.
  3. Cantumkan Konteks Presentasi
    Apakah ini presentasi internal bagi tim manajemen, atau presentasi publik di seminar? Informasi ini membantu AI menyesuaikan nada bahasa dan tingkat detail.

Contoh Prompt: “Susun langkah-langkah membuat strategi media sosial dalam format slide.”

Kamu dapat mengarahkan “Buat 5 slide, tiap slide punya 1 judul (maksimal 5 kata) dan 2 bullet points (maksimal 10 kata per bullet).” ChatGPT akan lebih patuh, memberi hasil pas pakai untuk presentasi, ketimbang menulis paragraf cerita panjang.


Kesimpulan

Constraint setting adalah alat penting untukmu yang sering berkolaborasi dengan ChatGPT dalam menghasilkan berbagai macam konten atau laporan. Dengan mengendalikan format jawaban—mulai dari tabel, poin, cerita, infografis, checklist, hingga format presentasi—kamu meningkatkan efisiensi dan profesionalisme di tempat kerja. Proses editing berkurang, pemahaman tim dan eksekutif manajemen meningkat, serta kesan matang dan konsisten lebih terasa.

Tak peduli apakah kamu bekerja di bidang pemasaran digital, mengurus laporan penjualan, atau merencanakan strategi kreatif; constraint setting memungkinkanmu memperoleh jawaban ChatGPT yang tepat sasaran. Kamu dapat membatasi panjang paragraf, menekankan gaya bahasa tertentu, dan bahkan mengatur bentuk visual jawaban agar mudah diintegrasikan ke presentasi atau platform media sosial. Akhirnya, semua ini tak hanya menghemat waktumu, tetapi juga membuka peluang untuk menghasilkan karya yang lebih baik—tanpa lagi terjebak dalam paragraf panjang, data tak terstruktur, atau jawaban yang melenceng dari format dan gaya brand.

Mulailah mempraktikkan strategi constraint setting ini. Cobalah satu atau dua prompt yang menuntut format spesifik, lalu lihat bagaimana hasilnya. Setelah kamu semakin mahir, kemungkinan besar keseluruhan workflow dan output pekerjaanmu akan meningkat secara signifikan. Selamat bereksperimen, dan semoga kamu semakin produktif dengan bantuan ChatGPT yang kini patuh mengikuti aturan main yang kamu tetapkan.

FREE bonus

Dapatkan Free Ebook Khusus Untuk Anda

Menguasai Prompt Chaining: Teknik untuk Tugas-Tugas Bisnis yang Rumit
{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}

You may be interested in

>
error: Content is protected !!