Strategi copywriting kamu lemah bukan karena pesannya salah tapi karena kamu bicara ke semua orang dengan cara yang sama
Dalam dunia nyata, audience kamu itu nggak satu tipe. Ada yang butuh data, ada yang mau bukti sosial. Ada yang beli karena takut rugi, ada juga yang beli karena pengen jadi pionir. Satu pesan yang sama nggak akan bisa nyentuh semuanya.
Itu kenapa kamu butuh sistem copywriting multi-persona: satu produk, banyak versi pesan, masing-masing kalibrasi berdasarkan psikologi, konteks, bahkan generasi. Dengan 7 prompt ini, kamu bisa ubah satu value proposition jadi 5 versi iklan yang terasa personal banget, seolah kamu baca isi kepala masing-masing audiens.
Bukan hanya untuk ads, teknik ini bisa kamu pakai untuk landing page, email campaign, caption Instagram, bahkan script video pendek. Copywriting kamu nggak cuma jadi lebih powerful, tapi juga terasa jauh lebih relevan untuk segmen mana pun yang kamu targetkan.
PROMPT 1: Multi-Persona Ad Calibration System
Bertindaklah sebagai Chief Conversion Strategist dengan pengalaman 15+ tahun dalam psychographic targeting. Analisis mendalam [produk/jasa saya] dan transform menjadi 5 versi iklan yang precisely calibrated untuk persona berikut: (1) Analytical Decision-Maker yang value data, logic dan ROI; (2) Status-Conscious Aspirational yang motivated oleh image, prestige dan social perception; (3) Security-Focused Pragmatist yang prioritize reliability, risk-reduction dan proven solutions; (4) Innovation-Seeking Early Adopter yang value cutting-edge, uniqueness dan being first; (5) Value-Oriented Researcher yang prioritize comparisons, details dan maximizing benefits per dollar. Setiap ad version harus memiliki unique headline, 3-point value structure, persona-specific objection handler, dan tailored CTA yang trigger exact psychological levers untuk persona tersebut. Format dalam persona-by-persona comparison dengan reasoning behind calibration untuk setiap element.
PROMPT 2: Decision-Stage Persona Matrix
Sebagai Customer Journey Specialist yang telah mengoptimasi 200+ high-converting funnels, transform [value proposition saya] menjadi 5 distinct ad variations yang calibrated untuk persona berikut pada different journey stages: (1) Pain-Aware Novice di early consideration stage; (2) Solution-Aware Researcher di active comparison stage; (3) Brand-Aware Hesitator di final decision stage; (4) Price-Sensitive Evaluator di value assessment stage; (5) Feature-Focused Analyst di technical validation stage. Setiap ad variation harus memiliki precision-engineered headline yang matches awareness level, body copy dengan information density sesuai stage, objection-handling specific untuk journey position, dan stage-appropriate CTA. Include transition language yang smooth di setiap versi untuk guide prospect ke next stage.
PROMPT 3: Psychographic Value Trigger System
Bertindaklah sebagai Persona Targeting Architect dengan background dalam behavioral psychology dan conversion optimization. Analyze [core benefits produk/jasa saya] dan recalibrate menjadi 5 psychographically distinct ad versions untuk: (1) Achievement-Oriented Optimizer yang value efficiency, results dan competitive edge; (2) Relationship-Focused Connector yang prioritize community, belonging dan social proof; (3) Security-Driven Protector yang value stability, risk-reduction dan peace of mind; (4) Growth-Minded Explorer yang seeking development, new experiences dan possibilities; (5) Autonomy-Valuing Independent yang prioritize freedom, control dan self-sufficiency. Setiap ad version harus reframe identical benefits melalui completely different psychological lens dengan calibrated language patterns, motivational triggers, dan identity-reinforcing elements yang specific untuk core values dari setiap persona.
PROMPT 4: Multi-Generational Copy Adaptation Framework
Sebagai Demographic Targeting Specialist dengan expertise dalam cross-generational messaging, transform [marketing message saya] menjadi 5 generation-specific ad versions calibrated untuk: (1) Gen Z (nilai authenticity, social causes, visual communication); (2) Millennials (nilai experiences, work-life balance, social validation); (3) Gen X (nilai practicality, direct communication, value proposition); (4) Baby Boomers (nilai quality, personal service, established solutions); (5) Silent Generation (nilai tradition, security, respect). Setiap ad version harus memiliki generation-optimized headline structures, cultural reference calibration, communication style preference matching, platform-specific formatting, dan value emphasis yang resonate dengan generational priorities sambil maintaining core product promise.
PROMPT 5: Brand Relationship Stage Targeting
Bertindaklah sebagai Brand Relationship Strategist yang telah developed segmented messaging untuk $500M+ revenue campaigns. Transform [brand message/offer saya] menjadi 5 precision-targeted ad variations untuk prospects pada different relationship stages: (1) Brand-Unaware Prospect yang need introduction dan category education; (2) Brand-Aware Newcomer yang familiar tetapi belum engaged; (3) Single-Purchase Customer yang need cross-sell rationale; (4) Repeat Customer yang ready untuk deeper integration; (5) Brand Advocate yang respond to insider/community approaches. Setiap variation harus memiliki relationship-stage appropriate headline dengan familiarity calibration, trust-building elements yang match relationship depth, institutional knowledge assumptions sesuai exposure level, dan commitment-appropriate CTA yang advance relationship ke next stage.
PROMPT 6: Professional Identity Messaging Matrix
Sebagai B2B Targeting Specialist dengan 12 tahun pengalaman developing role-specific campaigns untuk enterprise clients, transform [B2B offering saya] menjadi 5 role-calibrated ad versions untuk: (1) C-Suite Executive fokus pada strategic impact, competitive advantage dan high-level outcomes; (2) Department Director fokus pada team efficiency, resource optimization dan measurable improvements; (3) Mid-Level Manager fokus pada implementation logistics, team adoption dan reporting metrics; (4) Technical Specialist fokus pada specifications, integration requirements dan functional capabilities; (5) End-User fokus pada usability, daily workflow improvement dan personal benefits. Setiap version harus address identical offering melalui completely different professional lens dengan adjusted technical language density, decision criteria emphasis, dan proof points yang align dengan role-specific priorities.
PROMPT 7: Personality Type Copy Calibration System
Bertindaklah sebagai Personality-Based Marketing Strategist dengan expertise dalam psychological type targeting. Analyze [marketing message saya] dan transform menjadi 5 personality-optimized versions calibrated untuk: (1) Analytical Thinker yang value logic, data dan systematic evaluation; (2) Relational Feeler yang prioritize testimonials, relationship aspects dan emotional outcomes; (3) Practical Guardian yang value stability, step-by-step processes dan risk minimization; (4) Visionary Explorer yang engage dengan possibilities, innovations dan future scenarios; (5) Ambitious Achiever yang motivated oleh results, competitive advantages dan optimization. Setiap ad version harus recalibrate identical message dengan personality-specific information sequence, decision-making pattern alignment, language pattern matching, dan persuasion approach yang activates distinct cognitive preferences dari setiap personality type.
Kalau kamu ngerasa copywriting kamu sering “kena tapi nggak nyantol,” bisa jadi kamu masih pakai gaya lama: satu pesan untuk semua kepala. Sekarang saatnya naik level, mulai bicara ke setiap persona dengan cara yang mereka paling peka dan percaya.
Kalau kamu udah coba salah satu prompt ini, DM saya di Instagram @hendrakuang.
Kalau kamu mau sistem bisnis yang terbukti bisa bikin omzet naik tanpa harus nambah tim besar, ini waktunya ngobrol langsung 1-on-1 bareng saya. Di sesi privat meeting online ini, saya akan bongkar strategi digital marketing & AI yang sudah bantu klien tembus puluhan miliar dan bisa kamu terapkan juga ke bisnismu. Klik di sini untuk Booking Konsultasi untuk jadwalkan waktunya.
